EkstraksiNikel Laterit

Image
Tren kendaraan listrik tengah menjamur di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Komponen utama kendaraan listrik adalahbaterai litium, yang berfungsi menyimpan listrik dalam proses produksinya, baterai litium membutuhkan bahan baku nikel laterit yang diproses melalui teknologi hidrometalurgi. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya nikel laterit terbesar, khususnya bijih limonit. Hal ini membuat Indonesia berpeluang menjadi pemain sentral dalam mata rantai produksi kendaraan listrik dunia.

Untuk menangkap peluang tersebut, Puslitbang tekMIRA turut berkontribusi dengan mengembangkan ekstraksi nikel laterit sebagai bahan baku baterai litium menggunakan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL). Saat ini, tekMIRA bekerjasama dengan PT Vale Indonesia, salah satu perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia, dalam pengujian metalurgi dan mineralogi untuk mengevaluasi variabilitas bijih laterit. tekMIRA membuka kesempatan kerjasama seluas-luasnya dengan perusahaan- perusahaan tambang dan smelter lainnya untuk mengembangkan pengolahan bijih nikel laterit berbasis teknologi hidrometalurgi.

KEUNGGULAN

  • Kombinasi atmosferic leaching dan HPAL bijih limonit dan transisi sehingga konsumsi asam rendah dan memanfaatkan beberapa jenis tipe bijih nikel laterit.
  • Mendapatkan produk samping berupa precipitate skandium oksida dengan kadar 1000-1500 ppm Sc.
  • Produk samping berupa pupuk magnesium amonium posfat.

KEGIATAN LITBANG

Ekstraksi scandium (Sc) dari residu bauksit dan nikel laterit

Ekstraksi nikel dan kobal dari nikel laterit

Pembuatan pupuk mineral fosfat dari limbah proses HPAL (bijih nikel kadar rendah)

PENAWARAN

Ekstraksi Ni-Co dari bijih nikel laterit dengan metode HPAL

PENGGUNA

  1. PT Vale Indonesia
  2. PT Antam
  3. PT J Resources
Image