ProdukLitbangtekMIRA

GASMIN
(Gasifier Mini)
GasMin merupakan teknologi tepat guna yang dikembangkan oleh Puslitbang tekMIRA dengan memanfaatkan teknologi konversi batubara menjadi bahan bakar gas yang diproses dalam suatu alat yang disebut gasifier. Puslitbang tekMIRA telah memproduksi gasifier sekala kecil (kapasitas 10 kg/jam) sampai besar (kapasitas 50 kg/jam).

SIMON BAGEOL
- tekMIRA telah mengembangkan sistem monitoring kualitas air limbah secara terus menerus dan online sejak tahun 2015. Sistem tersebut dapat mengambil data kualitas air secara online dan otomatis, menganalisis data secara terus menerus, efisien dan efektif yang selama ini dilakukan secara manual.
- Surat Keterangan Lulus Uji Konektivitas Direktorat Pengendalian Pencemaran Air, Ditjen Pengendalian dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian LHK Nomor KT.6/PPA/PPI/PKL.2/12/2019 tanggal 31 Desember 2019 bahwa Puslitbang Tekmira Tanggal Lulus Sertifikasi : 22 Des 2019 berlaku : 1 Jan 2020 s/d 31 Jan 2022

Tungku Siklon
Tungku siklon adalah alat bakar berbentuk silinder untuk membakar tepung batubara berukuran -30 mesh atau -0,5 milimeter. Caranya, batubara ditiupkan menyusur dinding bagian dalam silinder siklon dengan aliran seperti spiral yang menghasilkan tingkat turbulensi yang tinggi.

UCG
Underground Coal Gasification
Teknologi Undergorund Coal Gasification (UCG) merupakan solusi alternatif untuk mengoptimalkan cadangan batubara yang berada di lapisan dalam, yang secara ekonomi tidak layak ditambang. Dengan teknologi ini, perusahaan tambang dapat memanfaatkan batubara di kedalaman 100-500 meter, untuk diolah menjadi gas sintetis atau syngas yang bisa diproses lebih lanjut menjadi berbagai macam produk turunan.

Fasilitas Test Work Mineral
Proses pemurnian mineral memiliki mata rantai yang panjang. Puslitbang tekMIRA menawarkan berbagai rangkaian pengujian untuk memisahkan mineral berharga dengan mineral pengotornya, yang dilakukan melalui proses fisika dan kimia.

Ekstraksi Nikel Laterit
Tren kendaraan listrik tengah menjamur di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Komponen utama kendaraan listrik adalah baterai litium, yang berfungsi menyimpanlistrik dalam proses produksinya, baterai litium membutuhkan bahan baku nikel laterit yang diproses melalui teknologi hidrometalurgi.

Sisa Hasil Pengolahan dan Pemurnian (SHPP)
Proses pengolahan dan pemurnian mineral menyisakan produk samping yang apabila hanya ditumpuk saja tanpa diproses lebih lanjut, akan membebani biaya operasional perusahaan. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu, hal tersebut dapat menyebabkan proyek pengolahan dan pemurnian mineral menjadi tidak ekonomis.

Karbon Aktif
Karbon Aktif adalah sebuah material yang didalamnya terdapat begitu banyak pori-pori yang sangat kecil. Dengan adanya banyak pori-pori tersebut membuat karbon aktif memiliki kemampuan untuk menyerap setiap zat lain yang dekat dengannya.

Pirolisis Batubara
Pirolisis bisa menjadi salah satu proses untuk meningkatkan efisiensi batubara dengan menghasilkan berbagai produk yang bernilai guna lebih baik. Pirolisis mengkonversi batubara menjadi produk padat, cair, dan gas melalui proses awa-komposisi termal pada kondisi udara terbatas.

Coal Tar Pitch (CTP)
Coal Tar Pitch (CTP) adalah residu hasil distilasi tar, sebagai produk samping dari proses pirolisis seperti proses pembuatan kokas dan gasifikasi. Material dengan kandungan karbon dan berat molekul sangat tinggi serta mengandung mesofasa yang memungkinkan untuk dibuat material penyimpan energi seperti baterai dan superkapasitor berbasis ter batubara. CTP merupakan bahan baku farmasi dan perwarna.

Coal Drying
Batubara Indonesia pada umumnya termasuk ke dalam batubara peringkat rendah seperti lignit (brown coal) yang memiliki kadar air tinggi, kalori rendah, serta sifat swabakar tinggi. Untuk meningkatkan pemanfaatan batubara peringkat rendah, sebelumnya perlu di lakukan suatu proses untuk meningkatkan kualitas. Proses untuk meningkatkan kalori batubara dengan metode coal drying, yaitu meningkatkan kalori batubara dengan menurunkan kadar air.

Bio-organo Mineral
Pemanfaatan Mineral Hayati untuk Pertanian
Mineral-hayati berbasis mineral tersusun dari mineral non logam yang mengandung unsur fosfor (misal rock phosphate), unsur kalium (misal leusit, felsfar), unsur magnesium (misal dolomit, magnesit), dan unsur sulfur (misal kiserit).